Kenapa banyuwangi-ku
Berebut emas di di tumpang pitu
April tahun 2009 kawasan hutan lindung di kaki gunung tumpang pitu kecamatan pesanggaran kabupaten banyuwangi jawa timur di ramaikan ribuan warga yang mencoba mengais harapan,mereka berbondong-bondong datang dari sejumlah daerah dengan tujuan sama,mencari emas.
Sejak di ungkapkan adanya kandungan emas di gunung tumpang pitu beberapa tahun lalu,pro dan kontra rencana explorasi terus berkembang sejalan dengan penolakan warga sekitar yang sebagian besar adalah nelayan dan petani,sebuah perusahaan konsultan pertambangan telah mengantongi ijin dan melakukan explorasi awal guna meneliti kandungan emas di sana,potensi emas yang di perkirakan mencapai puluhan ton terdapat di ribuan hektar lahan hutan lindung di kelola perhutani ini.
Berita penemuan butiran emas oleh seorang warga setempat beberapa waktu yang lalu mampu menjadi magnet yang menarik ribuan warga lain berdatangan,tanpa ketrampilan dan peralatan memadai,mereka menggali,mengaduk dan mengais tanah di kaki gunung sungai dan sumber air di penuhi warga yang mendulang emas hingga membuat kubangan lumpur di mana-mana.
Lahan hutan yang dulu-nya sepi mendadak berubah menjadi ajang perburuan harta karun,di warnai hilir mudik penambang dadakan ,iming-iming harga emas murni butiran yang mencapai 300 ribu per gram,membuat ribuan nelayan dan petani setempat beralih profesi menjadi pemburu emas.
Keramaian penambangan liar tersebut tak berlangsung lama setelah aparat kepolisian dan keamanan setempat menutup lokasi itu dengan alasan merusak lingkungan hutan lindung.namun mengingat potensi yang telah terbukti kebenaran-nya masih di mungkinkan terjadinya penambangan liar terselubung.
Petani dan nelayan setempat hanya bisa berharap agar larangan merusak lingkungan tak hanya di tunjukkan untuk rakyat kecil.pemodal besar dengan kekuatan dana dan tekhnologi canggih harus di perlakukan sama jika menambang di lokasi hutan lindung dianggap mengancam kelestarian alam...