Rumah Api Iskandariah

Rumah Api Iskandariah atau (Pharos Iskandariah) merupakan sebuah rumah api yang dibangun pada abad ke-3 SM di pulau Pharos berdekatan dengan kota Iskandariah kuno, Mesir kuno. Ketinggiannya diperkirakan melebihi 115 meter dan merupakan struktur bangunan tertinggi ciptaan manusia selama beratus-ratus tahun. Antipater dari Sidon telah menetapkannya dalam Tujuh Keajaiban Dunianya. Sejarah Kawasan pesisiran pantai merupakan tanah rata dan kurang sesuai sebagai pelabuhan kerana tidak mempunyai panduan untuk pedagang dan pelayar. Oleh itu, sebuah rumah api yang dilengkapkan dengan api dan cermin pantulan telah dibangun. Bangunan rumah api diarsiteki oleh Sostratus dari Snidus atas arahan Satrap (Gubenur) Ptolemy I, seorang panglima Iskandar Agung. Setelah Iskandar meninggal dunia, Ptolemy mengangkat diri sebagai raja baru dan mengarahkan pembinaan bangunan rumah api. Bangunan ini disiapkan pada masa pemerintahan anaknya, Ptolemy II Philadelphus. Menurut legenda, Sostratus dihalang oleh Ptolemy meletakkan namanya di bangunan. Namun, Sostratus juga mengukir namanya di lantai bangunan itu, serta inskripsi: Sostratus, anak Dexiphanes dari Cnidia membaktikan bangunan ini kepada tuhan-tuhan, bagi p pelayar dan penjelajah.dan di bagian luarnya tertulis satu lagi inskripsi mengagungkan Ptolemy. Cerita-cerita dongeng menyatakan bahawa rumah api ini dapat dilihat dari jarak sejauh 56 km. Bangunan ini dibangun menggunakan batu berwarna muda dan mempunyai tiga bagian: bagian segi empat tepat di bawah dengan teras pusat, bagian lantai sisi tengah dan bagian bulat atas. Sebuah cermin besar yang memantulkan cahaya matahari diletakkan di mercusuarnya, manakala api digunakan pada waktu malam. Berhala Poseidon didirikan di puncaknya pada zaman Empayar Rom. Dinding bangunan mampu menahan terjangan air laut. Bangunan ini berdiri kokoh dan merupakan tujuh keajaiban terakhir (kecuali Piramid Agung) yang roboh.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel