Terumbu karang di banyuwangi kritis


Banyuwangi ( Berita ) : Terumbu karang di pesisir pantai Banyuwangi, Jawa Timur, saat ini kondisinya sangat kritis akibat maraknya penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak jenis potasium dan banyaknya pencurian batuan karang sebagai campuran kapur.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Banyuwangi, Pudjo Hartanto, Kamis (11/12), mengatakan, terumbu karang selama ini menjadi tempat yang cocok untuk perkembangbiakan ikan dan sebagai penyeimbang tingkat keasaman air laut, serta menjadi penahan gelombang untuk menghindari terjadinya abrasi.

“Kebetulan pantai di Banyuwangi ini merupakan tempat yang paling cocok sebagai tempat budidaya terumbu karang mulai dari pantai Watu Dodol hingga ke arah Taman Nasional Baluran,” katanya.

Pudjo menambahkan, pemulihan terumbu karang dilakukan dengan sistem transplantasi berbahan dasar silikat. “Hasilnya bisa diketahui pada usia tujuh bulan, tinggi terumbu karang antara 1-1,5 sentimeter. Kerusakan lahan di Bangsring yang mencapai 60 persen membutuhkan waktu pemulihan 10 hingga 20 tahun,” katanya.

Dinas Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Polisi Air, TNI AL, dan Syahbandar rutin melakukan operasi pengawasan terumbu karang. “Sayang peralatan GPS yang dimiliki DKP kondisinya rusak sehingga tidak bisa memonitor setiap saat,” ujarnya.

Selain itu, dia meminta peran serta nelayan ikan hias dalam menjaga terumbu karang terus ditingkatkan, dan tidak menggunakan potasium saat mencari ikan di laut.

Ia mengimbau para nelayan di daerah itu menggunakan jaring milenium agar kelestarian lingkungan sekitar pantai tetap terjaga. “Bentuknya sama seperti jaring yang dipakai menjaring ikan. Hanya saja, panjangnya 4-6 meter dengan lebar 1-2 meter yang memiliki lingkar mata 1-2 milimeter,” katanya.

Pudjo berharap, ikan yang diekspor terlebih dahulu dilakukan uji laboratorium. “Bila ada ikan yang diambil menggunakan potasium akan kelihatan. Ikannya tidak boleh diekspor. Ini membuat efek jera pada nelayan yang membandel,” katanya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel